Hasil buruk Dortmund, 3 orang yang buat Dortmund kalah kini tengah di sorot, mereka adalah Nuri Sahin, Julian Brandt, serta Ramy Bensebaini.
Pertandingan terakhir yang dilakukan Dortmund menorehkan hasil yang sangat buruk. Pertama mereka takluk dari Bayer Leverkusen, dipermallukan tim promosi Holstein Kiel dan terakhir kalah oleh Eintracht Frankfurt.
“Nuri Sahin tidak melakukan apa yang saya harapkan dari seorang pelatih sejak awal. Bahwa ia mengatakan saya datang sebagai pelatih baru, memiliki pemain baru, dan coba menemukan 13-14 pemain pertama. Namun, ia membawa semua orang bersamanya dan ia belum melakukannya hingga detik ini,” kata Matthaus yang dilansir dari SportBILD.
FOOBALLBET CLUB69 kali ini akan membahas penyebab kenapa Dortmund akhir-akhir ini tampil buruk, mari kita simak artikel yang berjudul, 3 orang yang buat Dortmund kalah, di bawah ini.
Nuri Sahin: Pelatih yang Tertekan
Nuri Sahin, mantan gelandang Dortmund yang kini menjabat sebagai pelatih, mengalami tekanan yang semakin besar setelah hasil buruk yang didapatkan timnya. Kekalahan pertama datang dalam pertandingan melawan Bayer Leverkusen dengan skor 2-3. Kalah pada laga tersebut diikuti oleh kekalahan memalukan 2-4 dari tim promosi, Holstein Kiel, dan teranyar adalah kekalahan 0-2 dari Eintracht Frankfurt.
Situasi ini kian diperparah oleh rumor yang beredar bahwa manajemen Dortmund tengah mempertimbangkan pemecatan Nuri Sahin. Menurut laporan, mereka mengincar Erik ten Hag, mantan pelatih Manchester United, sebagai pengganti. Keputusan ini menunjukkan betapa kepercayaan manajemen terhadap Sahin mulai menipis dan menambah beban mental bagi pelatih 35 tahun tersebut.
Legenda Jerman, Lothar Matthaus, secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya terhadap metode kepelatihan Nuri Sahin. Matthaus menilai bahwa pelatih muda ini tidak mampu mencapai harapan yang diinginkan oleh penggemar dan analis sepak bola.
“Sahin datang sebagai pelatih baru dengan pemain baru, namun hingga kini, ia belum juga mampu menemukan komposisi yang ideal bagi tim,” ucap Matthaus dalam wawancaranya dengan SportBILD.
Tekanan ini tentunya sangat terasa, apalagi dengan nyala spotlight yang terus menerus mengawasi performanya di setiap pertandingan.
Kunci kesuksesan seorang pelatih adalah kemampuannya untuk menyiapkan tim yang solid dan mengatur strategi yang efektif dalam menghadapi lawan. Dalam konteks ini, Nuri Sahin dituntut untuk segera berinovasi demi mengembalikan Dortmund ke jalur kemenangan.
Baca Juga: Dumfries Mengakui Alami Perkembangan di Inter Milan
Julian Brandt: Kapten Tanpa Kepemimpinan
Dalam konteks yang sama, perhatian kini tertuju kepada Julian Brandt, yang menjabat sebagai kapten tim Borussia Dortmund. Sebagai pemimpin di lapangan, Brandt seharusnya menunjukkan sikap kepemimpinan yang dapat memotivasi rekan-rekannya dan memberikan contoh yang baik.
Namun, kritik keras muncul dari Lothar Matthaus, yang menilai Brandt tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut, serta tampil tidak konsisten di lapangan. Penampilan yang kurang memuaskan ini memunculkan kekhawatiran di kalangan penggemar dan analis sepak bola tentang kemampuannya mengemban tanggung jawab sebagai seorang kapten.
Matthaus menegaskan bahwa meskipun Brandt tergolong sebagai talenta muda. Dengan pengalaman sepuluh tahun berkarier di sepak bola profesional dan keterlibatannya dalam berbagai kompetisi bersama Timnas Jerman, ia belum mampu mengeluarkan performa terbaiknya di level klub.
Sementara harapan besar dibebankan kepada Brandt untuk menjadi pendorong utama tim. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ia seringkali melempem saat tim sangat membutuhkannya. “Brandt memiliki skill untuk membuat perbedaan, tetapi ia lebih sering menampakkan kemandekan dalam penampilannya saat situasi krusial,” ungkap Matthaus, menggarisbawahi frustrasi yang dirasakan banyak pihak.
Ekspektasi terhadap Brandt sangat tinggi, mengingat ia memiliki status sebagai wakil kapten. Dalam momen-momen penting, seorang pemimpin seharusnya mampu membangkitkan semangat juang tim ketika menghadapi situasi sulit.
Sebagai contoh, dalam pertandingan melawan Holstein Kiel, saat tim tertinggal dan membutuhkan inspirasi. Brandt seharusnya tampil sebagai sosok yang dapat mengangkat moral para pemain.
Namun sayangnya, situasi tersebut tidak terwujud, yang semakin menegaskan bahwa kepemimpinan Brandt di lapangan belum dapat diandalkan. Kekurangan sikap kepemimpinan ini menciptakan kebingungan dan kehilangan arah dalam tim, yang berujung pada semangat rendah dan ketidakselarasan di lapangan.
Dalam konteks ini, krisis kepemimpinan yang terjadi dalam diri Brandt dapat berpotensi membahayakan posisi Dortmund di klasemen. Pada saat tim sangat membutuhkan karakter kuat untuk memandu mereka melalui tekanan, ketidakmampuan Brandt untuk tampil sebagai sosok yang dapat diandalkan semakin membuat situasi menjadi kritis.
Ramy Bensebaini: Pembelian yang Tidak Tepat
Pemain ketiga yang menjadi fokus kritik adalah Ramy Bensebaini. Bek sayap yang didatangkan dari Borussia Monchengladbach ini dinilai tidak memenuhi ekspektasi yang diharapkan klub. Sejak ia bergabung, Bensebaini tidak memberikan kontribusi yang signifikan ke dalam tim. Sehingga namanya menjadi salah satu yang paling disorot dalam kritik publik.
Setelah beralih ke Dortmund, Bensebaini diharapkan dapat membawa kualitas dan mentalitas yang baik ke dalam skuat. Namun, faktanya sangat berbeda.
Matthaus mencatat bahwa Bensebaini tidak memberikan nilai tambah apa pun bagi tim. “Dia diburu oleh Dortmund karena mentalitasnya yang luar biasa saat di Monchengladbach, tetapi di Dortmund, penampilannya sangat mengecewakan,” katanya.
Sikap dan penampilan Bensebaini tidak sebanding dengan apa yang diharapkan, dan ini membuatnya menjadi subjek kritik yang kian tajam.
Kekurangan proaktif dalam menempati posisi bek sayap telah menciptakan celah di lini pertahanan Dortmund. Saat bertanding melawan Eintracht Frankfurt, Dortmund kebobolan gol dari serangan balik yang seharusnya bisa diantisipasi jika Bensebaini menunjukkan disiplin dan ketajaman yang lebih baik.
Meskipun Bensebaini memiliki potensi yang dapat dikembangkan, penampilan yang buruk di lapangan memberikan dampak negatif terhadap tim secara keseluruhan. Frustrasi akibat kinerjanya bisa jadi berpengaruh pada atlet lain di tim, menciptakan suasana yang semakin menekan.
Ini juga menambah sulitan yang harus dihadapi Nuri Sahin, yang harus berjuang memperbaiki performa tim sekaligus menangani absennya kontribusi dari Bensebaini.
Kesimpulan
Kekalahan beruntun yang dialami oleh Borussia Dortmund jelas menjadi ancaman serius bagi seluruh elemen tim. Mulai dari manajemen, pelatih, dan para pemain semua memiliki tanggung jawab dalam mengembalikan Dortmund ke jalur kemenangan.
Nuri Sahin berada dalam posisi sulit dengan potensi pemecatan yang mengintai, dan para pemain kunci seperti Julian Brandt dan Ramy Bensebaini perlu meningkatkan performa mereka secara signifikan.
Dortmund dihadapkan pada tantangan mendesak untuk melakukan evaluasi dan strategi dalam rangka perbaikan kinerja. Masyarakat dan penggemar tim juga patut memberikan dukungan kepada mereka, meski hasil yang didapatkan saat ini jauh dari harapan.
Dalam dunia sepak bola, sering kali dibutuhkan proses untuk mencapai kesuksesan, dan saat ini sangat penting bagi Dortmund untuk bersatu dan bekerja keras.
Demikian berita seputar sepak bola terbaru mengenai, 3 orang yang buat Dortmund kalah. Ikuti terus berita terupdate mengenai Sepak Bola yang dibahas secara detail dan lengkap lainnya ya!