Fabio Capello, mantan pelatih AC Milan, baru-baru ini Mengkritik terhadap kebijakan transfer klub yang dianggap buruk dan tidak efektif.
Dalam pandangannya, banyak masalah yang dihadapi Milan saat ini berasal dari keputusan transfer yang tidak tepat selama jendela transfer musim panas. Capello mempertanyakan apakah manajemen benar-benar mendengarkan pendapat pelatih Paulo Fonseca ketika mengambil keputusan terkait pemain yang dibutuhkan. Dan menekankan bahaya dari kurangnya komunikasi dalam pembuatan keputusan di tingkat manajerial. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi mengenai sepak bola menarik lainnya hanya klik FOOBALLBET CLUB69.
Kekecewaan Capello Terhadap Kebijakan Transfer
Fabio Capello, mantan pelatih legendaris AC Milan, secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan transfer klub yang dianggapnya buruk dan tidak efektif. Menurut Capello, keputusan transfer yang diambil oleh manajemen Milan pada musim panas lalu tidak hanya gagal memperkuat tim. Lalu tetapi juga berkontribusi pada penurunan performa mereka di Serie A musim ini.
Capello menyoroti beberapa rekrutan yang menurutnya tidak sesuai dengan kebutuhan tim, seperti Emeron Royal dan Strahinja Pavlovic. Royal, yang didatangkan untuk memperkuat sektor bek kanan, dinilai tidak cukup baik untuk level Milan. Lalu terutama karena klub sudah memiliki stok pemain yang melimpah di posisi tersebut, seperti Davide Calabria dan Alex Jimenez.
Selain itu, Capello juga menyoroti bahwa beberapa pemain yang didatangkan tidak memberikan dampak signifikan di lapangan. Ia menyebut bahwa pembelian pemain harusnya meningkatkan kualitas tim, bukan sekadar menambah jumlah pemain tanpa mempertimbangkan kebutuhan strategis. Capello merasa bahwa Milan membutuhkan pemain yang bisa langsung memberikan kontribusi positif dan meningkatkan level permainan tim.
Kritik tajam dari Capello ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap arah kebijakan transfer Milan, yang menurutnya telah menghambat potensi tim untuk bersaing di level tertinggi. Dengan situasi ini, Capello berharap manajemen Milan bisa belajar dari kesalahan dan membuat keputusan yang lebih bijak di masa mendatang untuk mengembalikan kejayaan klub.
Rekrutan yang Tidak Sesuai Kebutuhan Tim
Salah satu rekrutan yang paling disorot adalah Emeron Royal, yang didatangkan untuk memperkuat sektor bek kanan. Namun, kehadirannya dinilai tidak memberikan dampak signifikan karena Milan sudah memiliki stok pemain yang melimpah di posisi tersebut, seperti Davide Calabria dan Alex Jimenez.
Royal sering kali terlihat kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan Milan, dan performanya di lapangan tidak memenuhi ekspektasi. Keputusan untuk mendatangkan pemain di posisi yang sudah kuat ini menunjukkan kurangnya perencanaan strategis dari manajemen klub.
Selain itu, keputusan untuk meminjamkan Pierre Kalulu ke Juventus juga menuai kritik. Kalulu, yang sebelumnya menunjukkan potensi besar sebagai bek tengah, diharapkan bisa menjadi pilar pertahanan Milan di masa depan. Namun, dengan kepergiannya, Milan harus bergantung pada Strahinja Pavlovic, yang belum mampu memenuhi ekspektasi sebagai pengganti yang setara.
Pavlovic sering kali terlihat kurang solid dalam bertahan dan membuat beberapa kesalahan krusial yang merugikan tim. Langkah ini menunjukkan kurangnya koordinasi antara manajemen dan pelatih Paulo Fonseca dalam menentukan kebutuhan taktis tim. Fonseca tampaknya tidak dilibatkan secara penuh dalam proses transfer, yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara pemain yang didatangkan dan kebutuhan tim di lapangan.
Baca Juga: Wolves Berharap Bisa Merekrut Vitor Pereira Sebagai Pengganti Gary O’Neil
Masalah di Lini Pertahanan
AC Milan menghadapi sejumlah masalah signifikan di lini pertahanan yang telah mempengaruhi performa mereka di Serie A musim ini. Salah satu masalah utama adalah komunikasi yang buruk antara lini tengah dan pertahanan. Situasi ini sering kali menyebabkan miskomunikasi yang berujung pada kebobolan gol. Misalnya, dalam pertandingan melawan Cagliari, dua gol lawan tercipta akibat kurangnya koordinasi antara pemain bertahan dan gelandang.
Theo Hernandez, yang seharusnya mengawal pemain lawan, terpaksa menutup area pertahanan yang ditinggalkan oleh rekan setimnya, namun upaya ini tidak cukup untuk mencegah gol. Kekurangan ini menunjukkan bahwa Milan perlu memperbaiki komunikasi dan koordinasi di antara lini-lini mereka untuk meningkatkan stabilitas pertahanan.
Selain itu, AC Milan juga memiliki kebiasaan buruk kebobolan di awal pertandingan. Dalam tiga musim terakhir, mereka telah kebobolan 10 gol dalam lima menit pertama pertandingan. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan defensif Milan sering kali kurang optimal sejak peluit awal berbunyi.
Contoh nyata adalah gol cepat yang dicetak oleh Zortea dalam pertandingan melawan Cagliari, yang terjadi kurang dari dua menit setelah pertandingan dimulai. Pelatih Paulo Fonseca perlu mengevaluasi dan memperbaiki pendekatan timnya di menit-menit awal pertandingan untuk memastikan bahwa mereka dapat memulai setiap pertandingan dengan lebih aman dan percaya diri.
Dampak Buruk pada Performa Tim
AC Milan mengalami penurunan performa yang signifikan di Serie A musim ini, yang sebagian besar disebabkan oleh kebijakan transfer yang buruk dan kurangnya koordinasi dalam tim. Salah satu dampak buruk yang paling mencolok adalah ketidakmampuan tim untuk mempertahankan konsistensi di lapangan. Setelah awal musim yang menjanjikan, Milan kini terpuruk di posisi kedelapan klasemen sementara, tertinggal jauh dari pemuncak klasemen, Atalanta.
Kebijakan transfer yang tidak tepat, seperti mendatangkan pemain yang tidak sesuai dengan kebutuhan tim, telah mengakibatkan ketidakseimbangan dalam skuad. Misalnya, kedatangan Emeron Royal di posisi bek kanan dianggap tidak perlu karena Milan sudah memiliki stok pemain yang cukup di posisi tersebut. Hal ini menunjukkan kurangnya perencanaan strategis dari manajemen klub.
Dampak buruk lainnya adalah penurunan moral dan kepercayaan diri para pemain. Kekalahan beruntun dan performa yang tidak konsisten telah membuat para pemain kehilangan semangat dan motivasi. Hal ini terlihat jelas dalam pertandingan-pertandingan terakhir, di mana Milan sering kali kesulitan untuk bangkit setelah kebobolan gol.
Capello menekankan bahwa pembelian pemain seharusnya meningkatkan kualitas tim, bukan sekadar menambah jumlah pemain tanpa mempertimbangkan kebutuhan strategis. Kritik tajam dari Capello ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap arah kebijakan transfer Milan, yang menurutnya telah menghambat potensi tim untuk bersaing di level tertinggi. Dengan situasi ini, Capello berharap manajemen Milan bisa belajar dari kesalahan dan membuat keputusan yang lebih bijak di masa mendatang untuk mengembalikan kejayaan klub.
Kesimpulan
Fabio Capello, mantan pelatih AC Milan, telah mengungkapkan kritik tajam terhadap kebijakan transfer klub yang dinilai buruk dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, keputusan manajemen dalam merekrut pemain tidak selalu didasarkan pada kebutuhan tim, tetapi lebih pada aspek komersial dan popularitas.
Capello berpendapat bahwa AC Milan seharusnya lebih fokus pada pembangunan tim yang solid dan konsisten. Lalu dengan memilih pemain yang mampu berkontribusi secara signifikan daripada sekadar nama besar. Hal ini, menurutnya, berpotensi merugikan performa tim di lapangan.
Kritik Capello ini mencerminkan keprihatinan yang lebih luas di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola mengenai arah yang diambil oleh AC Milan. Di tengah upaya klub untuk kembali ke jalur kesuksesan, penting bagi manajemen untuk mengevaluasi strategi transfer yang diterapkan.
Dengan mengutamakan kualitas dan kesesuaian pemain, alih-alih hanya mengejar popularitas. AC Milan dapat membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan dan kembali bersaing di level tertinggi. Ini juga baik di dalam negeri maupun Eropa. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang sepak bola dunia terupdate lainnya.